Rahasia Bahan Bakar Air |
Air sebagai bahan bakar masih saja menjadi polemik. Pihak yang masih mempertanyakan karena belum percaya bahwa air yang begitu gampang didapat bisa bikin mesin bekerja. Bahan bakar air (BBA) memang dalam prosesnya sudah tidak berbentuk cair lagi, tapi gas. “Karena itu bagi yang awam akan bingung. Masak sih air yang cair itu bisa dibakar, memangnya minyak,” kata Ir. Futung Mustari, penulis buku Rahasia Bahan Bakar Air. Nah, untuk menjadikan air bisa dibakar harus diubah menjadi gas. Gas hasil elektrolisa ini diberi nama Brown Gas, sesuai nama penemunya, Yull Brown asal Sidney Australia pada 1974. Bagi sebagian pihak yang sudah berhasil melakukan proses elektrolisa ini, rangkaian dan ilmu itu masih dikeep atau disimpan buat sendiri. Beda halnya bagi Futung dan Hamzah Muh Ba’abud. Mereka penuh semangat membagi ilmu bagi siapa saja yang ingin tahu dan bisa membuat proses elektrolisa sendiri. Rangkaian karya mereka siap untuk dibelah dan dijabarkan. “Hasil elektrolisa air menghasilkan gas H-H-O. H atau hidrogen itulah yang dimasukan dalam proses pembakaran di mesin sehingga menghasilkan tenaga,” kata Hamzah. Untuk membuat tabung penghasil hidrogen atau generator hidrogen itu sangat sederhana. “Yang dibutuhkan tabung, elektroda dan arus yang bisa diambil dari sepul motor,” lanjut Hamzah lagi. Tabung digunakan sebagai penampung air. Elektroda dibuat dari lempengan atau tabung stainless steel. Sedang masalah arus tinggal dibuatkan rangkaian dari sepul ke tabung air yang dilanjutkan untuk disalurkan ke elektroda tadi. Untuk tabung disarankan menggunakan dari kaca. “Karena kalau dari plastik khawatir ikut bereaksi saat diberi arus, sehingga gas hidrogen yang dihasilkan tidak sempurna. Kalau kaca aman,” lanjut Hamzah yang asal Malang ini. Sementara itu untuk elektroda, jika berbentuk lempengan, maka harus dibuat beberapa lapis. “Semakin banyak lempengan, gas hidrogen yang dihasilkan juga lebih banyak,” timpal Futung. Jika dibuat berbentuk tabung, maka cukup terdiri dari dua lapisan terpisah. Saat arus listrik masuk, maka secara otomatis unsur H dan O di air tadi langsung memisahkan diri. “Hidrogen ke kutub negatif dan oksigen ke kutub positif di lempengan itu,” beber Futung lagi. Karena sudah berbentuk gas, maka otomatis akan keluar dari tabung, dan keluarnya inilah yang disalurkan. Gas itu sebelum menuju intake dan bercampur dengan hasil pengabutan di karbu, supaya aman dilewatkan dulu ke tabung buffer. “Hal itu supaya jika seandainya ada api balik dari intake, nggak akan membuat generator hidrogen meledak,” terang Hamzah lagi. Setelah melewati buffer tadi, baru deh gas disalurkan ke dalam intake. Memamg harus melubangi intake supaya slangnya bisa dimasukkan. Jika rangkaian ini sudah menyatu, silakan menikmati pengiritan dan tenaga lebih yang dihasilkan. bih rinci dan tertarik berkonsultasi, biisa menghubungi Futung Mustari di sekterariat Saving Energy Institute di Jl. M. Kahfi I, No. 2, RT 02/06 Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telepon (021) 93761814. Dalam waktu dekat mereka juga akan mengadakan seminar dan pelatihan membuat alat ini. IRIT DAN BERTENAGA Kenapa motor yang sudah disuntikan hidrogen ini lebih irit dan bertenaga? Dari hasil uji coba yang kami lakukan, efisiensi bensin bisa mencapai 40%. Pada tes yang dilakukan di Suzuki Shogun B 6237 SCG, konsumsi bensin 1 liter untuk 56 km. Padahal sabelumnya motor keluaran 2004 ini hanya bisa di angka 1 liter : 40 km. Selain itu tidak ada gejala ngelitik yang artinya tidak ada masalah sama tenaga. Bahkan power terasa selalu ada. “Itu disebabkan hydrogen lebih cepat terbakar dan menghasilkan ledakan besar. Tarikan gas terasa padat dan mantap terus,” kata Hamzah. Selain itu penggunaan BBA ini sangat ramah lingkungan. Suzuki Shogun 125 tadi juga kami uji dengan alat uji emisi dari kantor Kementrian Lingkungan Hidup di Jl. DI Panjaitan, Jakarta Timur. Hasilnya, persentase CO menurun dari 2,22% menjadi 1,39%. Begitu juga HC (hydro carbon), turun drastis dari 542 ppm menjadi 299 ppm. Kedua unsur tadi racun yang sangat berbahaya dari hasil pembakaran di mesin. FAKTA TENTANG HIDROGEN 1. Hidrogen punya kecepatan terbakar 3.600 x lebih cepat dibanding bensin. Karena itu proses ledakan di ruang bakar lebih cepat sehingga motor lebih responsif. 2. Jika meledak di ruang bakar, maka hidrogen menghasilkan panas yang jauh di bawah bensin. Sehingga suhu ruang mesin lebih dingin dibanding pembakaran bensin. 3. Ledakan hidrogen bersifat implosive, bukan eksplosive. Artinya hanya menghasilkan tenaga dengan panas rendah. Ingat, ledakan bom Hiroshima dan Nagasaki. Keduanya menggunakan bom hidrogen dan efek kerusakannya sangat luar biasa akibat energi yang dilepaskan dari ledakan itu. 4. Jika menggunakan hydrogen, maka kondisi ruang bakar akan lebih bersih. Itu karena sifat gas ini yang sangat gampang mengikat karbon. Nah tumpukan kotoran di ruang bakar tadi terdiri dari tumpukan karbon. Jika diikat oleh hidrogen dalam pembakaran kelamaan akan menjadi hilang dan hasilnya bersih. 5. Sampai saat ini belum bisa dilakukan pembakaran yang murni hidrogen. Artinya masih dibutuhkan bensin. “Secara teori bisa, tapi hal itu membutuhkan syarat komponen mesin yang kuat atau lebih dari kondisi jeroan mesin saat ini,” cuap Hamzah. Misal dari titanium. Semata untuk mengantisipasi ledakan energi yang begitu kuat. 6. Untuk satu liter air, akan menghasilkan 1.860 liter gas. Air di tabung akan habis jika sudah mencapai jumlah gas sebanyak itu. 7. Dalam perawatannya, air cukup ditambah. Jika sudah berkurang, maka masukkan air baru sesuai takaran tabung. Otomotif
|
Rahasia Bahan Bakar Air
Langganan:
Postingan (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Komentar anda.Jangan spam ya...
"U Comment I Follow"